Terkini :

  • Salam sejahtera bagi semua. Irini pasi. Selamat datang di Evangelismos Katolik Timur. Kami mensyiarkan Gereja-Gereja Timur yang bersatu dengan Roma; dan ada dalam himpunan Gereja Katolik sedunia. Yaitu Gereja-Gereja Timur yang untuk saat ini tidak tergabung dalam himpunan Gereja-Gereja Ortodoks.
  • Mohon ingatlah seluruh saudara-saudari Kristiani di dalam doa-doa saudara, khususnya mereka yang berada dalam hambatan dan penganiayaan. Salah satu doa yang dapat digunakan dapat dibaca DI SINI
  • Ayo bergabung dengan Page Facebook "Gereja Katolik Timur Indonesia" DI SINI
  • "First Without Equal". Tanggapan terhadap Patriarkat Moskow (Gereja Ortodoks Rusia) tentang Primasi. Terambil dari Situs resmi Patriarkat Konstantinopel (Gereja Ortodoks Konstantinopel) DI SINI. Atau dari Situs resmi Metropolitan Ortodoks Patriarkat Ekumenis di Hong Kong dan Asia Tenggara DI SINI
  • Penjelasan, Antifon, Teks Liturgi Pesta dan Hari Raya penting, dapat ditemukan DI SINI
  • Halaman depan dapat ditemukan DI SINI

Rabu, 05 Desember 2012

Pendapat Terhadap "Maria Dikandung Tanpa Noda Dosa" (Bagian 1)


1) Bagaimana pandangan Gereja-Gereja Katolik Timur tentang “Maria Dikandung Tanpa Noda Dosa”?

Gereja-Gereja Katolik Timur menerima bahwa “Maria dikandung tanpa noda dosa”.

 
Pesta perayaan “Maria dikandung tanpa noda dosa” sebenarnya berasal dari Gereja Timur. Dirayakan di Gereja Timur pada tanggal 9 Desember sebagai Pesta “St Anna mengandung Theotokos Tersuci”. Lalu perayaan ini dibawa ke Gereja Barat pada tahun 700-800. Pada awalnya di Spanyol. Dan juga di Naples Italia pada tahun 800an. lalu menyebar ke seluruh bagian Gereja Barat dan menjadi sangat populer. Pada perkembangan selanjutnya, Gereja Barat memindahkan tanggal perayaan menjadi 8 Desember. Setelah lama, “Maria dikandung tanpa noda dosa” akhirnya ditetapkan menjadi suatu dogma oleh Gereja Katolik melalui Paus Pius IX dalam Bulla “Ineffabilis Deus” pada tanggal 8 Desember 1854.


2) Saya berkesempatan bertemu dengan salah satu Gereja Timur Non Katolik, dan mereka mengatakan bahwa mereka tidak menerima “Maria Dikandung Tanpa Noda Asal”. Gereja-Gereja Katolik Timur merupakan salah satu dari banyak Gereja-Gereja Timur. Bagaimana mungkin Gereja-Gereja Katolik Timur menerimanya?

Perlu diingat posisi Gereja-Gereja Katolik Timur yang sangat unik. Yaitu memiliki 2 ciri khas : 1) Gereja-Gereja Katolik Timur adalah juga Gereja-Gereja Timur. Maka dalam hal ini, Gereja-Gereja Katolik Timur memelihara dan menghidupi Tradisi-Tradisi suci, spiritualitas, cara pandang, pendekatan teologi, ekspresi iman, dan praktek rohani yang juga dimiliki oleh Gereja-Gereja Timur lainnya yang tidak termasuk di dalam Gereja Katolik. Dan 2) Gereja-Gereja Katolik Timur bersatu penuh dengan Paus Roma, dan bersama-sama dengan Gereja Katolik Barat (Katolik Romawi) membentuk 1 Gereja Katolik sedunia.

Posisi yang sangat unik ini menempatkan Gereja-Gereja Katolik Timur memiliki pendapat yang unik pula terhadap “Maria Dikandung Tanpa Noda Dosa”, yaitu : menerima bahwa “Maria dikandung tanpa noda  dosa” dan mengerti hal tersebut dengan sudut pandang dan ekspresi iman Gereja Timur. Karena memang Gereja-Gereja Katolik Timur merupakan Gereja Timur pula.


3) Bagaimana pendapat-pendapat yang ada tentang “Maria Dikandung Tanpa Noda Dosa”?
Pertama-tama, untuk memudahkan, kita akan mengklasifikasikan kelompok-kelompok Gerejawi berdasarkan pendapatnya masing-masing terhadap “Maria Dikandung Tanpa Noda Asal”. Pendapat mengenai “Maria Dikandung Tanpa Noda Dosa” bisa beraneka ragam, namun dalam kesempatan ini akan diklasifikasikan menjadi 3 kelompok besar.

Gereja Katolik, yang terdiri atas 2 kelompok Ritus besar yaitu : 1) Gereja Katolik Ritus Barat (Gereja Katolik Romawi) dan 2) Gereja-Gereja Katolik Ritus Timur (Gereja-Gereja Katolik Timur). 2 kelompok Ritus Katolik ini merupakan 1 Gereja besar yaitu Gereja Katolik dan bersatu dalam persekutuan dengan Paus Roma.  Meskipun Ritus-Ritus Timur Katolik sebenarnya terdiri atas beberapa Ritus Timur, namun pada tulisan ini yang disampaikan adalah Ritus Bisantin. Dan kelompok yang ke-3 adalah Gereja-Gereja Timur Non Katolik. Pada kesempatan ini, kelompok ke-3 yang dimaksud hanyalah yang memiliki pendapat yang menentang Gereja Katolik dan berpendapat bahwa Gereja Katolik sesat. Pda kesempatan ini, kelompok Gereja-Gereja Timur Non Katolik tidak dikelompokkan menjadi beberapa kelompok spesifik lagi dengan tujuan agar tulisan ini tidak difokuskan/ditujukan kepada institusi Gerejawinya (karena Gereja-Gereja Timur Non Katolik terdiri atas beberapa institusi Gerejawi yang saling terpisah satu dengan yang lain, memiliki Tradisi nya masing-masing dan memiliki cara pandang yang mungkin berbeda-beda), melainkan agar tulisan ini difokuskan pada pendapat yang ada di dalamnya. Hal ini untuk dikarenakan pendapat yang sangat beranekaragam di sana, sehingga suatu pendapat bisa saja dimiliki siapapun. Maka pendapatnyalah yang patut diperhatikan, bukan institusinya. Sehingga Gereja-Gereja Timur Non Katolik yang akan disampaikan hanyalah yang berpendapat menentang Gereja Katolik, bukan Gereja-Gereja Timur Non Katolik yang tidak menentang Gereja Katolik.

Dari sini bisa dilihat bahwa jika dilihat dari sisi institusi gerejawi, ada 2 institusi yaitu : 1) Gereja Katolik yang memiliki sisi Barat dan sisi Timur; serta 2) Gereja-Gereja Timur Non Katolik. Dan jika dilihat dari asal dan tempat berada, ada 2 kelompok : yaitu Gereja Barat yaitu Katolik Roma; dan Gereja-Gereja Timur yang terbagi atas Gereja-Gereja Katolik Timur dan Gereja-Gereja Timur Non Katolik.


Kontroversi mengenai “Maria Dikandung Tanpa Noda Dosa” berakar pada perbedaan kedua bagian Gereja (Gereja Barat dan Gereja Timur) mengekspresikan suatu misteri yang sama, yaitu misteri kejatuhan Adam dan Hawa, serta akibatnya kepada umat manusia. Misteri ini dilihat dan didekati melalui sudut pandang yang berbeda, dan dibahasakan dalam bahasa yang berbeda. Namun perlu ditekankan bahwa bagi Gereja-Gereja Katolik Timur, dan bagi Gereja Katolik secara keseluruhan (yang terdiri atas Katolik Barat/Katolik Romawi dan Katolik Timur, membentuk 1 keluarga besar Gereja Katolik), perbedaan ini memang ada untuk memperkaya bukan untuk mempertentangkan satu dengan yang lain, sebagaimana dinyatakan dalam dokumen Unitatis Redintegratio. Dengan demikian Gereja Katolik memiliki pemahaman dan pengungkapan iman yang lebih lengkap dan menyeluruh, tanpa mengkontradiksi satu dengan yang lain. Adanya keberagaman ini hendak memperlihatkan  pewahyuan Allah yang lebih penuh, lebih menyeluruh dan harmonis kepada Gereja Katolik. Kepada kelompok-kelompok lain, mereka dihargai dan dihormati pendapatnya, entah itu adalah pendapat resmi atau pun pendapat perseorangan.

Pendapat terhadap kejatuhan Adam dan Hawa, serta akibatnya kepada umat manusia :
- Pendapat Gereja Katolik Barat (Katolik Romawi) : Kejatuhan Adam dan Hawa ke dalam dosa mengakibatkan rusaknya martabat dan daya kekudusan pada diri manusia pertama. Dosa Adam Hawa ini beserta dengan akibatnya diteruskan dan ditanggung oleh manusia-manusia berikutnya. Penekanan diletakkan pada adanya dosa, “noda”, “cacat”, “ketidaksempurnaan”. Sudut pandang dimulai dari “kebersalahan Adam dan Hawa” yang terus ditanggung oleh manusia-manusia berikutnya, dan ditekankan di hal ini. Dosa asal adalah noda dosa Adam dan Hawa yang diwariskan. Sejak manusia ada dalam kandungan, ia sudah menanggung noda dosa ini. (Pendapat Dosa Asal : bahwa manusia setelah Adam dan Hawa menanggung Dosa Adam Hawa berikut akibat-akibatnya. Dosa Adam Hawa yang diturunkan, disebut juga sebagai Dosa Asal, sangat ditekankan)
- Pendapat Gereja-Gereja Katolik Timur : Kejatuhan Adam dan Hawa ke dalam dosa mengakibatkan rusaknya martabat dan daya kekudusan pada diri manusia pertama. Karena Dosa Adam Hawa ini maka akibat dosa masuk ke dunia dan ditanggung oleh semua manusia, yaitu penderitaan, kedukaan, tua, dan terutama adalah kematian. Sudut pandang ditekankan pada “akibat dosa Adam dan Hawa”, namun didalamnya terkandung pula adanya kesalahan atau cacat yang diwariskan turun menurun. Kesalahan atau cacat yang diwariskan ini dipandang sebagai bagian dari akibat dosa Adam dan Hawa. (Pendapat Dosa Nenek Moyang Katolik : bahwa manusia setelah Adam dan Hawa menanggung akibat Dosa Adam Hawa. Akibat ini meliputi penderitaan, cacat dan juga kematian, namun sebenarnya meliputi  kesalahan pula meskipun tidak terlalu ditekankan).
Dari 2 penyampaian tersebut di atas, terlihat bahwa sebenarnya hal ini dilihat dari 2 sudut pandang yang berbeda, dan menekankan 2 hal yang berbeda, tapi dimaksudkan untuk tidak bertentangan satu dengan yang lain. Malah saling melengkapi dan memenuhi satu dengan yang lain.
- Pendapat Gereja-Gereja Timur Non Katolik : Kejatuhan Adam dan Hawa ke dalam dosa mengakibatkan rusaknya martabat dan daya kekudusan pada diri manusia pertama. Yang diteruskan dan ditanggung oleh manusia-manusia berikutnya hanya akibat dosa Adam Hawa, namun bukan dosa Adam dan Hawa. Karena itu tidak ada Dosa Asal pada manusia-manusia setelah Adam dan Hawa. (Pendapat Dosa Nenek Moyang Non Katolik : manusia setelah Adam dan Hawa tidak menanggung Dosa Adam Hawa, melainkan hanya akibat-akibatnya).

Perlu disampaikan bahwa “Maria Dikandung Tanpa Noda Dosa” beserta formulasi dogma ini menggunakan pendekatan dan sudut pandang Barat. Nah, karena masing-masing kelompok memiliki pendapatnya sendiri mengenai konsep “kejatuhan Adam dan Hawa, serta akibatnya kepada manusia setelahnya”; maka masing-masing kelompok pun memiliki pendapatnya masing-masing mengenai “Maria Dikandung Tanpa Noda Dosa” :
- Pendapat Gereja Katolik Barat (Katolik Romawi) : Umat manusia setelah Adam dan Hawa turut menanggung Dosa Asal yang diturunkan oleh Adam dan Hawa. Oleh karenanya membutuhkan Yesus Kristus sebagai Juru Selamat. Namun Maria Bunda Tuhan Yesus Kristus secara istimewa diselamatkan terlebih dahulu sehingga Dosa Asal yang diturunkan oleh Adam dan Hawa tidak sempat dan tidak pernah mencemari Maria. Penekanan sama halnya dengan yang disampaikan di atas, ditekankan pada sisi Dosa, “kesalahan”, “pelanggaran”.
- Pendapat Gereja-Gereja Katolik Timur : menerima bahwa “Maria Dikandung Tanpa Noda Asal” dengan pemahaman dan ekspresi iman sebagai Gereja Timur. Umat manusia setelah Adam dan Hawa, turut menanggung Akibat-akibat Dosa Adam dan Hawa. Akibat-akibat ini meliputi cacatnya martabat manusia, kecenderungan terhadap dosa, ketidakberdayaan terhadap dosa karena hilangnya daya pengudus, sakit, penderitaan, kedukaan, tua dan kematian. Meskipun penekanan ada pada akibat, namun secara samar sebenarnya disertai pula noda dan kesalahan yang diturunkan Adam dan Hawa kepada manusia setelahnya. Hanya saja hal ini tidak ditekankan, karena Gereja-Gereja Katolik Timur memelihara tradisi dan spiritualitas Timur yang melihat kedatangan Yesus Kristus sebagai pemulih dan penyembuh manusia yang telah jatuh, membawa kepada keadaan sediakala ketika belum berdosa (manusia yang sejati, manusia yang fitrah, manusia padamulanya yang baik adanya diciptakan Allah). Akibat-akibat Dosa Adam dan Hawa ini diteruskan kepada manusia-manusia setelah Adam dan Hawa termasuk juga Maria Bunda Yesus Kristus hanya saja Maria tidak pernah berdosa karena ia telah diselamatkan terlebih dahulu semenjak awal keberadaannya di rahim ibunya sehingga tidak ada dosa yang mengenainya berkat daya keselamatan Kristus. Dan Maria menjaga dengan hidup berkenan di hadapan Allah dan tidak melakukan dosa nyata (dosa yang dilakukan dengan kesadaran). Maka berhak lah Maria mengatakan “Jiwaku memuliakan Tuhan, Juruselamatku!” (Luk 1:47). Tuhan sungguh menyelamatkan Maria. Karena itu Maria dipuji-puji sebagai “Tabernakel yang kudus tak bernoda” (bukan sebagai yang pernah bernoda. Kalau ya, maka artinya dulu bernoda lalu dibersihkan). Maria tidak berdosa, namun sama dengan manusia-manusia lain tetap menanggung akibat-akibat dosa Adam dan Hawa.
- Pendapat Gereja-Gereja Timur Non Katolik (yang disampaikan di sini hanyalah yang menentang Gereja Katolik): Umat manusia setelah Adam dan Hawa, turut menanggung Akibat-akibat Dosa Adam dan Hawa, namun tidak ada Dosa yang diturunkan. Tidak ada Dosa Asal. Yang ada adalah “Dosa Nenek Moyang”, yaitu dosa Adam dan Hawa yang tidak diturunkan kepada manusia-manusia setelahnya. Yang diturunkan hanyalah akibat-akibat dosa itu. Dogma “Maria Dikandung Tanpa Noda Asal” adalah salah karena Maria turut menderita, berduka, tua, dan mati maka pastilah ada saat awal ketika Maria berdosa lalu diselamatkan. Pendapat mayoritas kelompok ini sekarang mengatakan bahwa Maria disucikan ketika peristiwa “Maria diberi kabar baik”. Sebelumnya pastilah ia berdosa, yaitu semenjak dikandung ibunya ia telah menanggung dosa, maka karenanya ia pun mengalami kematian. Maka menurut mereka, “Maria Dikandung Tanpa Noda Asal” adalah salah. Kalau diperhatikan, pada satu kesempatan disampaikan bahwa yang diturunkan adalah Akibat Dosa Adam dan Hawa, tidak ada Dosa Asal; namun di lain kesempatan disampaikan bahwa karena Maria mengalami Akibat Dosa seperti misalnya kematian maka pastilah sejak awal berdosa. Ada ketidak jelasan pendapat. Selain pendapat bahwa Maria disucikan pada saat menerima kabar baik, ada pula pendapat-pendapat yang berbeda-beda di sana mengenai kapan Maria disucikan. Ada yang mengatakan bahwa Maria disucikan di kaki salib Yesus; pada saat kelahirannya; dan bahkan pada saat ia dikandung. Bapa Casimir Kucharek menyampaikan dalam “Liturgi Slavik-Bisantin St Yohanes Krisostomus” (1971) menyampaikan bahwa pada awalnya Gereja-Gereja Timur mempercayai bahwa Maria adalah tidak bernoda dosa sejak ia ada di dalam kandungan. Lalu perubahan muncul. Perlahan muncul ide bahwa Maria disucikan pada saat menerima kabar baik (abad ke 15). Pada abad 17 terjadi perubahan ajaran dan liturgis di Gereja-Gereja Timur khususnya di Rusia. Penekanan dilakukan terhadap mereka yang masih memegang ajaran dan liturgis yang lama. Kelompok yang ditekan ini disebut sebagai “Old Believer” (Staroviery). Pada tahun 1854, ketika Paus Pius IX menetapkan “Maria Dikandung Tanpa Noda Dosa” sebagai suatu dogma Gereja Katolik, pendapat bahwa Maria disucikan saat menerima kabar baik pada akhirnya menjadi suatu pendapat mayoritas. Namun hingga saat ini, kelompok yang masih mempertahankan ajaran dan liturgi lama masih percaya bahwa Maria tidak berdosa sejak ia berada di dalam kandungan.
Gereja Katolik memiliki 1 pendapat yang solid bahwa Maria disucikan sejak awal keberadaannya di kandungan sehingga ia tidak sempat terkena noda dosa. Ia menjadi wadah yang layak bagi Allah. Hanya saja memang ungkapan yang digunakan adalah ungkapan Barat.
Namun perlu disampaikan pula bahwa pada tahun 1895 Patriark Anthimos mengirimkan surat kepada Paus Leo XIII berisi daftar kesesat-kesesatan yang dimiliki Gereja Katolik, beliau menyatakan bahwa ia tidak menemukan hal yang salah dalam kepercayaan Gereja Katolik mengenai Maria Dikandung Tanpa Noda Dosa, namun ia menyesalkan bahwa Gereja Katolik telah terlebih dahulu menetapkan hal tersebut sebagai dogma tanpa bersama-sama dengan Gereja-Gereja Timur.
  


( Penulis : DCS Evangelismos Katolik Timur. Referensi : www.east2west.org oleh Dr Anthony Dragani; orthodoxwiki.org; “My Belief in the Immaculate Conception Doctrine” oleh Daniel Joseph Barton; EWTN Library file; “Liturgi Slavik-Bisantin St Yohanes Krisostomus”  oleh Bapa Casimir Kucharek dan berbagai sumber. Sumber Gambar : catholicismpure.wordpress.com )






Tidak ada komentar:

Posting Komentar